Welcome Home!!... Mencoba membagikan sesuatu yang bisa jadi berkat buat kita semua. Gak ada yang hebat dari tulisan di sini karena yang hebat adalah Tuhan yang berkarya sehingga tulisan ini dibuat untuk menceritakan betapa dahsyatnya Dia. Tuhan memberkati ^_^

Kamis, 01 Maret 2012

Kalau Tuhan Bekerja, Apa Aja Bisa Terjadi


Mungkin ini sebenarnya sudah sering saya ceritakan ke orang banyak. Namun gak ada salahnya saya berbagi di sini buat pembaca sekalian. Ini tentang mujizat yang saya terima waktu masuk SMA. Mungkin terdengar mustahil, tapi saya masuk salah satu sekolah elite di Jogja, SMA Kolese De Britto, dengan biaya hanya 500 ribu..

Banyak yang mengira saya punya kenalan orang dalam, atau apalah. Tapi jujur saja saya malah gak punya kenalan satu orang pun di sana dan murni semua karena campur tangan Tuhan.

Awal cerita, saya waktu itu sedang mengalami kebingungan untuk menentukan SMA tempat saya melanjutkan sekolah. Ada beberapa pilihan dan semuanya membutuhkan biaya yang mahal. Lalu mama saya nyeletuk, "coba aja iseng-iseng daftar De Britto. Mana tahu keterima, dapet murah 500 ribu, kan Puji Tuhan." De Britto merupakan salah satu SMA Favorit di Jogja di mana semua siswanya laki-laki dengan mengedepankan pendidikan karakter siswa. Jangan heran kalau liat anak SMA pake baju putih abu-abu, sendal sepatu, gondrong, dah pasti deh anak De Britto.

Jujur saja saya sebenarnya gak minat masuk sana. Saya berpikir apa enaknya coba masuk SMA yang isinya lelaki semua. Hedeh.. (-.-). Cuma ya demi menuruti kata-kata ibu saya. Besoknya saya tanya teman-teman saya info pendaftaran. ASTAGA!!! Ternyata hari itu hari terakhir pendaftaran dan test wawancara. Pulang sekolah langsung deh ganti baju, ngutang temennya mama buat beli formulir (hehehehehehe), terus berangkat deh test wawancara.

Sampai di sana ternyata udah banyak juga yang nunggu. Gerbang belum buka. Eh, ada 1 temen sekolah di situ. Lumayan ada temennya... Singkat cerita gerbang pun di bukan dan saya mengisi berbagai macam formulir yang banyak macamnya. Saya dapat nomor pendaftar 2009432 Ada bagian di mana ditanyakan tentang prioritas sekolah favoritmu. De Britto saya masukkan bukan pilihan utama. Selesai isi saya baru kepikiran tentang jawaban saya tadi. Ah sudahlah... Saya pun menunggu giliran wawancara.

Tibalah waktunya saya diwawancara. Banyak banget pertanyaan yang diajukan ke saya. Namun ada 1 pertanyaan yang gak akan pernah saya lupakan sampai sekarang dan saya pun gak nyangka dengan jawaban yang saya ajukan sendiri. "Kamu sudah tahu De Britto ini sekolahan mahal. Dengan kondisi ekonomi keluargamu yang seperti itu, kok kamu berani daftar ke sini?" Wah begitu dapet pertanyaan itu saya sebenarnnya bingung. Tapi justru inilah yang keluar dari mulut saya. "Saya tahu sebenarnya dengan kondisi ekonomi seperti ini, adalah satu kenekatan untuk mendaftar di sekolah ini. Namun dengan kemampuan yang saya miliki, saya mungkin bisa memberikan kontribusi untuk sekolah ini dan saya yakin sekolah tidak akan menutup mata dengan apa yang sudah saya lakukan."

Dan selesailah wawancara hari itu. Tapi senam jantung belum berakhir. Saya dikasih tahu kalau besok adalah tes akademik. Astaga!!!!... Gimana coba persiapan cuma 1 malem. Sedangkan saya yakin teman-teman saya yang lain sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya. Akhirnya saya pulang karena sudah sore, makan, dan belajar sebisanya sampai akhirnya saya tertidur pulas di atas buku yang saya pelajari.

------------------------------------

Hari Kedua

Inilah hari yang menegangkan. Dengan bekal materi seadanya dan kenekatan penuh, saya dengan mantap berangkat tes di De Britto bersama teman saya namanya adi, kami naik sepeda berboncengan. Sekolah masih sepi... Baru saya dan adi yang datang. Nampaknya kami datang terlalu cepat. Lalu muncul satu anak datang bersama ibunya. Anak itu dari Jakarta yang akhirnya saya ketahui namanya Eko. Lalu singkat cerita peserta pun mulai banyak yang datang. Saya dan adi akhirnya ikut kerumunan masuk ke sekolah. Kami mencari ruangan ujian. Karena saya waktu itu daftar di hari-hari terakhir, saya dapat ruangan paling buncit. Di situ cuma ada sedikit orangnya dan saya terpisah dari teman-teman SMP saya. Tidak ada yang saya kenal diruangan itu. Cuma ya dari pada bengong akhirnya saya kenalan deh sama beberapa anak. Saya ingat waktu itu ujiannya di ruang X-3.

Saya kurang ingat ujiannya apa saja. Yang jelas di bagi dua sesi. Namun yang jelas-jelas membuat saya pusing dan mual adalah soal-soal matematika dan fisika yang sebagian besar membuat terkaget-kaget dan tidak terduga. Bahkan ada materi yang tidak saya pahami. Untunglah pilihan ganda. Untuk soal yang tidak bisa saya jawab, sebagian saya jawab dengan analisa jawaban pilihan, dicari yang paling unik. Sebagian lagi dengan jurus lempar mortir alias asal tembak, yang mentok banget saya jawab dengan doa.

Ujian pun selesai dan saya tinggal berharap-harap cemas saja. Bahkan saya sampai puasa demi ujian masuk sekolah ini. Entah apa yang membuat saya begitu berharap masuk sekolahan ini. Padahal tadinya tidak ada minat dari diri saya untuk masuk sekolah ini.

Hari pengumuman kelulusan tiba. Saya pulang dari sekolah langsung ingin melihat hasilnya. Teman-teman saya sebagian sudah ada yang diterima. Sampai di sana, saya langsung cari nomor peserta milik saya. Saya telusuri dari atas sampai bawah... Waduh, kok gak ada??? Cari lagi pelan-pelan..... O,iya nomor peserta saya kan masuk yang nomor-nomor gede. Akhirnya coba cari dari paling belakang. Walah!!! Langsung ketemu. Ternyata ada di urutan belakang sendiri!!. Wah, seneng banget. Gak sia-sia deh semua kemepetan dan kenekatan yang udah diambil. Saya pun pulang dengan senyuman dan memberitahu mama dan kakak saya. Ya elah, ternyata mereka udah tahu duluan... Hedeh.. tapi besok mama wawancara untuk biaya masuk dan ini lebih dahsyat lagi.

-------------------------------------------

Mama saya hari ini gantian yang berangkat ke sekolah bersama kakak saya untuk wawancara keuangan. Masuk di sana, mama saya dan kakak saya menunggu antrian. Mama sambil coba-coba cari info berapa uang gedung yang harus di bayar kira-kira. Ada yang 3 juta, 5 juta, 8 juta, bahkan ada yang 12 juta. Weeewww... Kakak saya nasehatin mama supaya kalo bisa dapet harga yang semurah mungkin.
Akhirnya giliran mama sampai juga. Mama masuk dengan harap. Mama diwawancara oleh seorang ibu-ibu. Ibu-ibu tersebut langsung menanyakan tentang papa yang waktu itu memang aku tulis di pendaftaran tidak tahu di mana. Lalu setelah ngobrol beberapa lama, barulah ibu itu menanyakan mama mau sanggup bayar berapa.

Ini yang ada dipikiran mama saya waktu itu

"Kalo 1 juta nanti dimarahin. Apa lagi 500 ribu. Apa 5 juta aja ya? Ya udah 5 juta aja" Setelah mama mikir-mikir, malah ini yan keluar dari mulutnya tanpa dia sadari

Mama : "Kalau 500 ribu gimana bu?" Glekkk!!! 500 ribu buat sekolahan elit?

Dahsyatnya, ibu itu menjawab

Ibu : "Nggih pun monggo" artinya, "iya silahkan"

Mamaku seneng banget waktu itu. Pengen teriak rasanya, tapi mama nahan diri. Lalu dengan nekatnya mama bertanya lagi tanpa dia sadari lagi

Mama : "Kalau dicicil 5x boleh bu?" Wah udah cuma 500 ribu, nyicilnya 5 kali pula. Tapi lagi-lagi kuasa Tuhan bekerja dan Ibu itu menjawab,

Ibu : "Iya boleh..."

Wah, mama tambah seneng. Ibu itu kemudian menulis dikuitansi sambil menggumam heran sendiri dengan dirinya, "Kok berani ya saya ngasih segini. Haduh, bisa dimarahin yayasan ini", sambil dengan senyum yang heran.

Akhirnya, saya diterima di sekolahan elit di Jogja, dengan biaya yang sangat murah untuk masuknya. Gak sia-sia saya nyoba masuk sekolah ini. Karena banyak sekali pelajaran dan pengembangan karakter yang saya dapatkan di sini. Tidak hanya belajar tentang akademik, tapi juga belajar memaknai hidup.
Dengan diterimanya saya, Tuhan ingin menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berada di jalanNya dan menuruti semua kehendakNya. Bahkan Dia bisa bertindak seperti di dalam kesaksian saya ini, Dia membantu saya dalam mengerjakan test, menggerakkan lidah dan hati dari ibu-ibu yang mewawancarai mama saya. Semua itu terjadi karena kehendak Tuhan saja.

Saya jadi teringat ada satu pertanyaan yang pernah saya dengar dari teman saya,

"Mungkinkah Tuhan membuat batu yang tidak bisa diangkat oleh diriNya sendiri sedangkan segala sesuatu mungkin buat Tuhan"

Dengan apa yang saya dapatkan, saya sepertinya mulai mendapatkan jawaban pertanyaan itu dan akan saya jawab di tulisan saya berikutnya :)



Sekian dari saya dan semoga jadi berkat buat Teman-teman semua :) salam...
Read more...